Ngebel

tlgngebel

Kabupaten Ponorogo selain terkenal dengan wisata budaya. Seperti Grebeg 1 Suro salah satunya. Juga cukup tenar dengan keunggulan obyek wisatanya. Yaitu Telaga Ngebel.

Telaga Ngebel cukup unik dan menarik, dibandingkan dengan telaga-telaga lain yang ada di wilayah Jawa Timur. Telaga anggun yang cukup luas ini dikelilingi rimbunnya pepohonan lereng Gunung Sumping (anak Gunung Wilis).

Obyek wisata Telaga Ngebel berada di Desa Ngebel, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo. Sekitar 24 km ke arah timur laut dari pusat kota Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Tepatnya berada dengan ketinggian 750 meter di atas permukaan laut, dengan suhu rata-rata sekitar 22 derajat celcius. Luas permukaan telaga 15 kilometer persegi dengan dikelilingi jalan sepanjang 5 km. sekali lagi panoramanya sangat indah dan menakjubkan. Tentu didukung udaranya yang sejuk dan kondisi alamnya yang masih asri.

Di Telaga Ngebel setiap satu tahun sekali diselenggarakan ritual budaya, berupa Larungan Sesaji pada tahun baru Islam 1 Muharam atau 1 Suro. Biasanya ritual di sini sebagai prosesi puncak dari Grebeg 1 Suro. Di saat itulah dilarungkan tumpeng raksasa hingga ke tengah telaga.

Sedangkan cerita dari sejarah keberadaan telaga yang berkembang di masyarakat. Konon, Telaga Ngebel mempunyai cerita unik yang didasarkan pada kisah seekor ular naga bernama Baru Klinting. Sang Ular ketika bermeditasi secara tak sengaja dipotong-potong oleh masyarakat sekitar untuk dimakan. Secara ajaib sang ular menjelma menjadi anak kecil yang mendatangi masyarakat dan membuat sayembara. Siapa yang mampu mencabut lidi yang ditancapkan di tanah itu?

Namun tak seorangpun berhasil mencabutnya. Lantas dia sendirilah yang berhasil mencabut lidi itu. Dari lubang bekas lidi itu keluarlah air yang kemudian menjadi mata air yang menggenang, hingga membentuk Telaga Ngebel seperti sekarang.

Legenda lain Telaga Ngebel, terkait erat dan memiliki peran penting dalam sejarah Kabupaten Ponorogo. Konon, salah seorang pendiri Kabupaten ini yakni Batoro Katong. Sebelum melakukan syiar Islam di Kabupaten Ponorogo, Batoro menyucikan diri terlebih dahulu di mata air, yang ada di dekat Telaga Ngebel yang kini dikenal sebagai Kucur Batoro.

Telaga Ngebel ibarat tambang emas yang menunggu sentuhan investor, sehingga dapat bersolek dan menjadi ikon kedua di Kabupaten Ponorogo setelah kesenian Reyog.

Karenanya pemerintah Kabupaten Ponorogo mengakui Telaga Ngebel memang cukup potensial untuk dikembangkan. Menjadi daerah tujuan wisata sekaligus sebagai penopang ekonomi masyarakat maupun daerah kabupaten itu sendiri. Terlebih dengan kondisi alamnya yang sangat berprospek baik untuk dikembangkan.

Melihat kondisi ini, pemerintah Kabupaten Ponorogo bermaksud akan bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Madiun dan Nganjuk untuk membuat jalan tembus menuju ke Telaga Ngebel. Dengan adanya beberapa jalur alternatif menuju Telaga Ngebel, muncul harapan adanya peluang bagi investor tertarik untuk menanamkan modalnya. Demi kemajuan dan berkembangnya obyek wisata Telaga Ngebel.

catatan: m.ridlo’i

Leave a comment